Kelompok 1
Ayu Gustina
Desy Mayang Sary
Wenni Miranti
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih (Filum Platyhelminthes)
mempunyai alat ekskresi
yang sangat sederhana. Misalnya saja
Planaria. Planaria mempunyai
alat ekskresi berupa sel api yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
tubuhnya. Setiap sel api yang berada pada
tubuh makhluk ini memiliki
rambut getar (silia). Saluran yang berperan
dalam proses ekskresi
Planaria dinamakan protonefridium. Pergerakan rambut getar akan menarik air
dan zat terlarut ke
dalam sel api untuk disaring. Getaran silia
akan mendorong sisa metabolisme
keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran
yang disebut
nefridiopori.
2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah
Sesama hewan invertebrata, ternyata cacing
pipih dan cacing
tanah (Filum Annelida) memiliki alat ekskresi
yang berbeda. Cacing
tanah memiliki alat ekskresi khusus yang
terdapat pada setiap segmen
tubuhnya.
Alat ekskresi ini dinamakan nefridium
(jamak:
nefridia).
Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat sepasang
nefridium.
Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja yang
tidak terdapat
alat ekskresi ini.
Nefridium dilengkapi corong bersilia dan terbuka yang
terletak
pada sekat pemisah antarsegmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom.
Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari
satu segmen ke
segmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan
dikeluarkan melalui
sebuah lubang yang disebut nefridiopori.
Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di
sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada
nefridum ini, zat
berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah
untuk dialirkan
melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air,
senyawa nitrogen,
dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan
melalui
nefridiopori.
Sumber :
http://handikap60.blogspot.com/2013/04/sistem-ekskresi-pada-hewan-lengkap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar